Niat berfungsi sebagai pembeda amalan. Niat membedakan ibadah satu dengan ibadah lainnya atau membedakan suatu aktivitas bernilai ibadah atau tidak. Niat juga bertujuan untuk membedakan tujuan seseorang dalam beribadah. Untuk hal ini, ada dua kebiasaan keliru yang biasanya dilakukan oleh seorang muslim, yakni :
1. Berniat bukan untuk keridhaan Allah.
Dalam hadist yang diriwayatkan Umar Bin Khathtab RA, telah mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan; Barangsiapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seseorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia niatkan. (HR. bukhari no. 1)
Contoh, seperti melaksanakan puasa sunah yang diniatkan bukan untuk beribadah kepada Allah, melainkan untuk merampingkan tubuh atau diet, maka ini tidak bisa dikatakan beribadah, sehingga tidak mendapat kebaikan di sisi Allah. Hal serupa saat bersedakah tapi niatnya agar mendapatkan pujian makhluk ataupun berdakwah agar disebut orang alim, hal ini pun akan sia-sia.
2. Meniatkan Hidup Bukan Untuk Beribadah
Dalam Qur'an Surah Adz Dzariyat ayat 56, Allah berfirman, "Dan tidaklah Aku menciptakan Jin dan Manusia, Melainkan agar mereka beribadah kepada-ku."
Perintah Al Qur'an ini hendaknya menjadi landasan dalam menjalani hidup di dunia. Sehingga setiap hembusan nafas akan selalu bernilai di sisi Allah.






0 komentar:
Posting Komentar